Minggu, 05 Agustus 2012

Oki Setiana Dewi Dulu Suka Kenakan Pakaian Mini


 Oki Setiana Dewi, pemain film Ketika Cinta Bertasbih (KCB) ini tidaklah seorang gadis berjilbab. Dulu Oki gemar mengenakan pakaian mini.

Ini diceritakannya dalam buku Melukis Pelangi yang ditulisnya. Dulunya Oki kecil biasa mengenakan pakaian mini. "Saya waktu kecil suka mengenakan pakaian mini, agar kelihatan cantik," katanya.

Lantas, mengapa Oki mengganti cara penampilannya? Setelah besar dan pindah ke Jakarta saat ibunya sakit dan lama dapat disembuhkan. Itu merupakan titik balik hidupnya, ia memutuskan untuk mengenakan jilbab saat kelas dua SMA pada usia 16 tahun.



Disana ia menemukan penentangan dari orang-orang disekelilingnya yang mengatakan bahwa ia tidak layak mengenakan jilbab dan sebagainya. Namun di balik tentangan itu, Oki justru mendapatkan berkah.

Bukannya terpuruk, sebaliknya ketika ia berjilbab ia menemukan titik balik hidupnya. Ia mendapat tawaran bermain film KCB. Demikian disampaikan penulis buku Melukis Pelangi Oki Setiana Dewi di toko buku Gramedia Grand Palladium Plaza, Medan .

"Disanalah saya menemukan titik balik kehidupan saya, dan disini pula rezeki mendatangi saya," kata Oki.

Ia mengatakan ketika bejilbab betapa Allah menyanyanginya, dan ketika itu pula Allah penuhi janjinya.Dari sini ia kemudian dapat menafkahi kehidupan keluarganya. Tidak sampai disitu, ia juga dapat menyekolahkan sampai menguliahkan adik-adiknya.



"Saya bersyukur kepada Allah Swt karena telah memberikan pintu kesuksesan kepada saya," katanya.

Disamping itu juga ia mengatakan dengan berjilbab wanita dapat melindungi auratnya dan dapat meminimalisir pandangan para laki-laki yang melihat wanita hanya pada bentuk tubuh wanita saja.




Dalam tulisannya tersebut Oki juga ingin menyampaikan dalam buku Melukis Pelangi soal peranan besar perempuan. Ia menjelaskan jika perempuan di dalam satu negara itu baik maka baiklah negara tersebut, namun sebaliknya jika perempuan di negara tersebut rusak maka rusaklah negaranya. Jadi perempuan merupakan ujung tombak dan kunci untuk mendidik anak-anak yang berkualitas dalam satu bangsa.

"Di dalam seorang laki-laki yang hebat pasti ada seorang perempuan yang luar biasa dibelakangnya," tambahnya.