JAKARTA – Musisi kawakan Virgiawan Listanto atau yang akrab disapa Iwan Fals. dikabarkan siap bersaing menjadi calon presiden di Pemilu 2014 mendatang.
Menanggapi hal tersebut Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai niat Iwan tersebut kemungkinan hanya sebuah warning system untuk partai politik.
“Bagus tidak apa-apa. Kita butuh yang seperti itu. Saya yakin enggak serius dia. Itu hanya memberikan warning bagi parpol yang dianggap tidak dapat memproduksi pemimpin,” ujar Siti kepada okezone, Jumat (4/11/2011).
Menurut Siti, saat ini Indonesia tengah mengalami stagnasi dalam regenerasi khususnya untuk calon presiden di masa mendatang. Oleh karena itu sosok-sosok baru dibutuhkan sebagai calon alternatif disamping nama-nama yang sudah beredar belakangan terakhir.
Kasus Iwan Fals ini, lanjutnya, sama seperti Dedy Mizwar yang juga pernah mencalonkan di Pemilihan Umum 2009 lalu. “Dulu 2009 Dedy Mizwar kan juga pernah. Itu antara niat dan mungkin kesal dengan para parpol,” katanya.
Kendati semua orang berhak memilih dan dipilih karena diatur dalam Undang-undang, sambung Siti, kredibilitas dan kapasitas seorang pemimpin juga diperlukan. Ia mencontohkan keberanian yang dimiliki mantan Direktur Utama PLN yang sekarang menjabat menteri BUMN Dahlan Iskan dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad.
“Pemimpin harus memiliki kapastitas untuk mengaplikasikan program-program. Kapasitas yang riil,” tandasnya. (sus)
Menanggapi hal tersebut Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai niat Iwan tersebut kemungkinan hanya sebuah warning system untuk partai politik.
“Bagus tidak apa-apa. Kita butuh yang seperti itu. Saya yakin enggak serius dia. Itu hanya memberikan warning bagi parpol yang dianggap tidak dapat memproduksi pemimpin,” ujar Siti kepada okezone, Jumat (4/11/2011).
Menurut Siti, saat ini Indonesia tengah mengalami stagnasi dalam regenerasi khususnya untuk calon presiden di masa mendatang. Oleh karena itu sosok-sosok baru dibutuhkan sebagai calon alternatif disamping nama-nama yang sudah beredar belakangan terakhir.
Kasus Iwan Fals ini, lanjutnya, sama seperti Dedy Mizwar yang juga pernah mencalonkan di Pemilihan Umum 2009 lalu. “Dulu 2009 Dedy Mizwar kan juga pernah. Itu antara niat dan mungkin kesal dengan para parpol,” katanya.
Kendati semua orang berhak memilih dan dipilih karena diatur dalam Undang-undang, sambung Siti, kredibilitas dan kapasitas seorang pemimpin juga diperlukan. Ia mencontohkan keberanian yang dimiliki mantan Direktur Utama PLN yang sekarang menjabat menteri BUMN Dahlan Iskan dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad.
“Pemimpin harus memiliki kapastitas untuk mengaplikasikan program-program. Kapasitas yang riil,” tandasnya. (sus)